Wednesday, June 1, 2011

10 Kamera Saku Panasonic Siap Serbu Indonesia



JAKARTA, RABU – Tidak tanggung-tanggung, PT. Panasonic Gobel Indonesia hari ini (1/6) memperkenalkan sepuluh jagoan barunya di lini kamera digital saku untuk pasar Indonesia. Seperti biasa, Panasonic membidik beragam segmen untuk target pasar kameranya ini, dari yang stylish, casual, high zoom, travel, sampai yang tahan banting.

Di lini travel zoom Panasonic mengandalkan Lumix TZ20. Berhubung dibuat untuk yang gemar jalan-jalan, tidak heran jika TZ20 memiliki rentang tangkapan lensa yang luas, dari 24 mm sampai 384mm atau 16x pembesaran optis. Kamera beresolusi 14,1 megapiksel ini mampu merekam video beresolusi full HD (1080p) dengan format AVCHD. Hadir pula di segmen yang sama seri Lunix TZ18 dengan kemampuan rekam video resolusi HD (720p).

Di segmen pengguna casual Panasonic mengandalkan empat jagoan barunya, yakni: FH27, FH5, FP7, dan S3. Tiga model pertama memiliki resolusi 16,1 megapiksel, sementara S3 hadir dengan 14,1 megapiksel. Keempatnya juga bisa merekam video dengan resolusi HD, fungsi Mega Optical Image Stabilizer (OIS) dan fitur Intelligent Auto khas Panasonic. Khusus S3, Panasonic sengaja membuatnya dengan konsep simple, smart, stylish untuk pengguna yang mengutamakan kemudahan pakai serta suka dengan desain produk yang simpel dan cantik.

Kalau suka dengan kamera yang punya fasilitas layar sentuh maka FX78 dan FX700 di segmen Stylish Touch adalah yang paling cocok. Kedua kamera ini dibekali dengan fasilitas layar sentuh, zoom optis 5x dan kemampuan merekam video full HD.

Segmen terakhir adalah segmen pengguna yang suda dengan kegiatan ekstrim. Dua kamera di segmen ini, FT3 dan FT10, punay desain khusus untuk digunakan di kegiatan dengan resiko tinggi, kegiatan air, dan cuaca ekstrim. FT3 misalnya, didesain untuk bisa menyelam sampai kedalaman 12 meter dan mampu bertahan saat terjatuh sampai ketinggian 2 meter. Kalau dibawa ke cuaca dingin, FT3 bisa bertahan sampai suhu -10 deracat celcius serta tahan terhadap debu. FT10 juga punya kemampuan serupa, hanya saya daya selamnya hanya sedalam 3 meter dan punya daya tahan jatuh sampai ketinggian 1,5 meter saja.

Meskipun terlihat biasa saja, ternyata semua lini kamera saku di atas punya kelebihan dibanding produk sejenis di kelasnya. Menurut Agung Ariefiandi (Marketing Network Supervisor, PT. Panasonic Gobel Indonesia), di 2011 ini seluruh produk kamera saku Panasonic sengaja dibekali oleh banyak fitur kunci yang tidak dimiliki produk dari merek lain. “Misalnya fitur Power OIS yang kini ditambahkan kemampuan Active Mode. Fitur ini sangat membantu mengambil gambar dengan posisi kamera yang bergerak, karena OISnya tidak cuma menahan guncangan tapi juga mengikuti obyek,” jelas Agung. Antarmua pengguna di jajaran kamera saku Panasonic baru juga lebih disempurnakan untuk kemudahan penggunaan dan ditambah fasiltas upload gambar ke media sosial macam Friendster dengan lebih mudah.

“Kalau dulu langkahnya panjang, karena harus memindahkan gambar ke PC, sekarang software upload sudah ditanam di dalam kamera. Pengguna tinggal menyambungkannya ke internet lewat PC, foto langsung bisa diupload. Prosesnya menjadi dua langkah saja,” tambah Agung.

Di samping fasilitas pembeda tadi, konsep produk kamera saku Panasonic tahun 2011 ini juga mulai berubah, seperti resolusi kamera yang dimulai dari 12 megapiksel, sistem layar sentuh, resolusi HD untuk perekaman video (full HD di seri premium) serta perluasan jumlah lensa yang kini mencapai sebelas jenis pada seri Lumix G Microsystem.

Resolusi HD untuk merekam video memang menjadi standar minimal di lini kamera Panasonic sejak tahun 2011 supaya pengguna bisa dengan mudah menghubungkan sistem di kamera dengan sistem Audio Visual Panasonic yang di tahun ini pula mulai melakukan perbaikan dari sisi kualitas gambar dan suara. Misalnya kamera Lumix G Microsystem yang sudah menggunakan lensa 3 dimensi bisa langsung diputar di sistem visual (LCD & LED) 3 dimensi milik Panasonic.






sumber:http://www.tabloidpcplus.com/2011/06/01/10-kamera-saku-panasonic-siap-serbu-indonesia/

No comments:

Post a Comment